Senin, 18 Februari 2013

Daftar 8 Kesalahan Yang Sering Dilakukan Dalam IELTS


IELTS Kampung Inggris Pare

Kesuksesan dalam tes IELTS sangat bergantung pada kemampuan peserta untuk mengikuti instruksi. Kedengarannya mudah, namun adalah kesalahan umum menyepelekan pentingnya mengikuti perintah dengan tepat. Berikut daftar 8 kesalahan yang paling sering dilakukan yang berakibat fatal pada poin peserta.



1). Kelebihan dalah kekurangan. Kesalahan yang paling umum adalah memberikan lebih banyak kata pada jawaban yang diinstruksikan. Jika perintahnya menyebutkan “Not more than 3 words”, menjawab dengan 4 atau lebih kata akan sangat mengurangi poin.



2). Kekurangan adalah minus poin. Panjang jawaban pada tes Writing sangatlah penting. Jika perintahnya menyebutkan jumlah kata minimal (250 untuk essai, 150 untuk laporan atau surat), artinya setiap pekerjaan yang lebih pendek dari yang diminta akan diberi penalti.



3). Essai yang lebih panjang bukan berarti nilai yang lebih baik. Miskonsepsi lain yang paling umum adalah essai yang lebih panjang bernilai lebih dalam IELTS. Tak hanya mitos, tetapi juga berbahaya. Menulis essai yang lebih panjang dapat berpengaruh pada nilai secara tidak langsung. Kemungkinan membuat kesalahan semakin meningkat berkaitan dengan jumlah kata dan kalimat yang digunakan.




4). Merubah “subjek topik” tak dapat diterima. Seringkali peserta diminta menuliskan sebuah topik yang tak ia pahami. Untuk menghindari bencana dari kehilangan seluruh bagian tes writing mereka memutuskan untuk menulis dalam topik yang sedikit – atau sangat – berbeda. Fakta menyedihkannya adalah tak peduli sebaik apapun tulisan yang diserahkan, topik yang salah berarti skor nol. Kesalahan yang mirip lainnya adalah menghilangkan bagian dari topik yang diberikan atau mengabaikan pedoman tugas anda, di setiap sesi training saya sering menyebutnya “instruksi kerja”. Setiap poin yang dimaksud dalam topik haruslah terpenuhi karena penguji akan menghitungnya.



5). Ingatan yang baik bisa membawa anda pada masalah. Mengetahui bahwa topik tes terkadang berulang, peserta yang “pintar” dengan ingatan yang baik memutuskan untuk menghafal essai. Hal ini merupakan kesalahan yang sangat buruk karena penguji dilatih untuk menghafal essai dan memiliki instruksi yang jelas untuk langsung mendiskualifikasi jawaban yang demikian.



6). Aksen tidaklah penting. Pengucapan lah yang penting! IELTS, merupakan sebuah tes bagi pengguna bahasa Inggris non pribumi tak dapat menghukum seseorang hanya karena memiliki aksen. Masalahnya tak semua orang tahu perbedaan anda berbicara dengan aksen dan salah mengucapkan kata. Tak peduli seberapa strong aksen seseorang , kata-kata haruslah diucapkan dengan benar atau akan berpengaruh pada nilai yang didapat.



7). Bukan ide yang penting, tapi cara ide tersebut dijelaskanlah yang terpenting. Banyak peserta mengira bahwa mengekspresikan ide yang salah (baik dalam essai, surat ataupun diskusi) dapat membahayakan skor mereka. Nyatanya tak ada ide yang salah dan ide orisinal tidaklah penting, adalah cara mereka diekspresikan lah yang terpenting.



8). Kata-kata konektif: lebih banyak selalu lebih baik. Peserta yang pintar tahu bahwa salah satu kriteria penilaian essai adalah koherensi dan kohesi, dan cara yang lebih baik adalah menampilkan kohesi dengan menggunakan lebih banyak kata penghubung. Betul, kan? Salah. Penggunaan kata penghubung yang berlebihan adalah masalah yang umum, mudah diketahui dan dipenalti oleh penguji.



Kesimpulannya, sebuah saran: jauhi masalah, sama pentingnya dengan waspada dengan melakukan kesalahan, dan berlatihlah dengan cukup sebelum ujian. Akrab dengan struktur dan prosedur tes akan membangun kepercayaan diri dan berpengaruh pada skor anda.



IELTS Kampung Inggris Pare

Belajar IELTS

Extract picture motivatingword.net