Sebelumnya sudah dibahas tentang cara membaca cepat dan lebih baik dengan teknik meusatkan perhatian. Berikut teknik lain yang bisa anda coba.
Berhenti berbicara pada diri sendiri saat anda sedang membaca. Seseorang berbicara pada dirinya dalam 2 cara, yaitu:
- Memvokalisasi, yaitu pergerakan bibir yang nyata saat anda membaca, dan
- Subvokalisasi, yaitu berbicara pada diri sendiri dalam kepala anda sambil membaca dalam hati.
Keduanya bisa memperlambat anda tiba pada poin yang harus anda temukan sehingga anda tidak dapat membaca dengan lebih cepat ketimbang saat anda berbicara. Pidato adalah kegiatan yang relatif perlahan; bagi kebanyakan, kecepatan rata-rata berbicaranya adalah sekitar 250 kpm (kata per menit).
Membaca seharusnya menjadi suatu kegiatan yang hanya melibatkan mata dan otak. Vokalisasi mengaitkan membaca dengan berbicara langsung. Cobalah untuk memikirkan kegiatan membaca seperti saat anda sedang melihat suatu pemandangan, suatu panorama ide, ketimbang melihat bebatuan di bawah kaki anda.
Anda juga bisa membaca dalam kelompok pikiran. Penelitian menunjukkan bahwa saat kita membaca, mata kita harus berhenti sesaat di sepanjang baris. Pembaca yang buruk banyak melakukannya, lebih banyak hentian mata ketimbang pembaca yang baik. Hal ini tak hanya bisa memperlambat anda, tetapi juga menghalangi pemahaman karena makna lebih mudah diambil perkelompok kata ketimbang dari kata per kata atau bahkan huruf per huruf. Cobalah untuk membaca dalam frasa yang terdiri dari tiga atau empat kata. Terutama dalam klausa lengkap dan frasa preposisi. Pikiran anda bisa menginternalisasinya seolah frasa tersebut adalah satu kata yang memiliki makna besar.
Jangan terus membaca frasa yang sama. Pembaca yang buruk mempunyai kebiasaan membaca dan membaca ulang frasa yang sama lagi dan lagi. Kebiasaan membuat regresi waktu membaca dobel atau tripel ini dan seringkali tidak menghasilkan pemahaman yang lebih baik. Membaca dengan kehati-hatian dan peenuh perhatian tak akan cukup untuk benar-benar memahami, tetapi seringkali lebih efektif ketimbang regresi konstan di tengah bacaan. Sangatlah disarankan untuk memberikan perhatian lebih saat bacaan pertama. Lakukan pratinjau dulu sebelum membaca dengan teliti dan anda akan mengingat dengan lebih baik tanpa harus membaca ulang.
Terakhir, ada baiknya anda memvariasikan laju membaca anda untuk menyesuaikan kesulitan dan jenis teks. Pembaca yang buruk selalu membaca dengan laju yang sama perlahannya. Sedangkan seorang pembaca yang efisien mempercepat lajunya pada materi yang mudah dan memperlambat pada materi yang sulit. Beberapa hal tak akan bermakna jika dibaca terlalu cepat. Materi resmi dan teks yang sangat sulit sebaiknya dibaca perlahan. Materi yang lebih mudah dan majalah dan koran dapat dibaca dengan cepat. Puisi dan drama dibuat untuk ditampilkan, dan jika tidak diperagakan, maka setidaknya, dibaca lantang secara lisan. Hal ini tentu akan bertentangan dengan kecepatan metode membaca yang baik yang melarang vokalisasi. Tulisan religious dan kitab suci sesungguhnya ditulis untuk dibacakan dan didengarkan pada audiens yang tak hanya pintar tetapi juga mereka yang buta huruf. Yang menarik dari puisi, drama, atau doa tidaklah benar-benar anda alami jika anda “membaca cepat” teksnya.